Presiden Indonesia Joko Widodo, atau Jokowi, mengharapkan kerjasama dari Sabah dan Sarawak berhubung keputusan kerajaannya memindahkan pusat pentadbiran dari Jakarta ke Kalimantan.

Dalam temubual eksklusif bersama Editor Astro AWANI Rizal Zukapli di Istana Negara, Jakarta baru-baru ini, Jokowi berkata, kajian yang dibuat memperlihatkan keputusan itu antara lainnya akan meningkatkan kadar pertumbuhan ekonomi di Kalimantan.

Dan beberapa pemerhati melihat ia juga akan sedikit sebanyak menyebabkan limpahan kemakmuran ekonomi kepada jirannya di Kalimantan, iaitu Sabah dan Sarawak.

“Ya, jadi memang sudah kita putuskan, pindahnya ke Kalimantan, tapi di mana..belum tentu. Apakah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan atau Kalimantan Tengah? Insha Allah nanti di bulan Ogos ini, kita umumkan di sini (Jakarta).

“Kalau kita pindah ke Kalimantan kita harapkan nanti juga ada pemerataan jumlah penduduk, dan kita berharap juga dengan Sabah, dengan Sarawak nanti ada kerjasama kerana juga caranya tidak jauh dalam satu pulau,” katanya dalam temubual eksklusif itu.

Menerangkan lebih lanjut, Jokowi berkata, keputusan itu dirasakan perlu memandangkan beberapa masalah sedang dihadapi Jakarta sekarang, antaranya - ketepuan dalam soal pembangunan, isu kesesakan jalan raya, dan bencana alam sekitar.

Selain itu, kota metropolitan yang menempatkan sekitar 10 juta penduduk itu, turut mengalami tahap tenggelam paling pantas di dunia, iaitu sekitar 1-15sm setahun, dan ada di antara kawasan terjejas dengan 25sm setahun.

Dalam temubual itu, Jokowi turut ditanyakan tempoh masa yang diperlukan untuk merealisasikan keputusan perpindahan itu.

“Target kita selesai lima tahun. Tetapi untuk pengembangannya pasti perlulah 10 tahun, 15 tahun atau 20 tahun. Tetapi lima tahun itu harus kita selesaikan dan kita bisa pindah untuk step pertama,” ujarnya lagi.