Debat ketiga calon presiden Indonesia panas, Anies sindir Jokowi

Ia menampilkan tema pertahanan, keamanan, hubungan antarabangsa, globalisasi, geopolitik serta politik luar negeri.

Debat ketiga yang disiarkan secara langsung di YouTube Suruhanjaya Pilihan Raya Umum (KPU) melibatkan pasangan calon presiden dan naib presiden pertama, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar; pasangan kedua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka; serta pasangan ketiga, Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Pada sesi pertama, ketiga-tiga calon presiden diberikan tempoh masa empat minit untuk mengutarakan pandangan mereka berdasarkan tema yang ditetapkan.

Ganjar yang membuka tirai perdebatan menegaskan politik luar negeri Indonesia merupakan alat untuk rundingan dengan dunia luar tetapi kepentingan nasional harus menjadi keutamaan.

"Maka kita mesti memperkuatkan infrastruktur diplomasi kita seperti duta besar dan para diplomat.

"Tentu saja inilah yang kita mesti berikan penugasan-penugasan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan kepentingan ekonomi nasional dalam konteks terkini.

"Indonesia selalu setia kepada kesepakatan yang pernah diambil, dekolonisasi yang dilakukan mendorong, dan meyakinkan kita semua untuk membebaskan seluruh bangsa tanpa boleh campur tangan satu dengan yang lain, dan ini komitmen kita terhadap kemerdekaan Palestin yang kita dukung," katanya dalam siaran langsung tersebut pada Ahad.

Sementara itu, Anies yang dilihat sinis terhadap pentadbiran kerajaan semasa Indonesia berkata, republik itu perlu dikembalikan menjadi pemain utama di peringkat global dan menjadi penentu arah dalam pendamaian dan kemakmuran.

"Maka apa yang kita kerjakan di peringkat dunia membuatkan Indonesia boleh menjadi tuan rumah di negeri sendiri, sekali gus tetamu yang mempersona di negeri orang (global).

"Presiden menjadi panglima diplomasi Indonesia, bukan hanya hadir dalam forum-forum tetapi hadir mewarnai dan serius memperjuangkan amanat termasuk menghapuskan penjajahan di muka bumi.

"Ia bukan sekadar kenyataan di upacara tetapi presiden dan seluruh jajahan diplomasi bekerja keras untuk itu khususnya demi Palestin," ujar beliau.

"Kami akan memulakan dengan kepimpinan yang menjunjung tinggi etika. Kita ingin republik ini 'berperang' di peringkat global, dijaga secara seirus untuk rumah tangga dan nasional, sehingga kewibawaan kita adalah berdasarkan kekuatan," tambahnya.

Ketika giliran Prabowo pula, Menteri Pertahanan dan Keselamatan Indonesia itu dilihat 'membalas sindiran' Anies, mengatakan ada individu berbicara tanpa fakta yang tepat.

Pada masa yang sama, beliau berkata Indonesia kekal dengan prinsip bebas dan tidak terikat dengan mana-mana blok dalam menjalin hubungan politik di peringkat global.

"Kita bertekad harus mempunyai pertahanan yang kuat. Mungkin ada yang asal bicara tanpa data, mungkin didorong oleh cita-cita yang mengebu-mengebu sehingga tidak objektif.

"Saya sebagai Menteri Pertahanan berpegang kepada doktrin, strategi nasional serta semua adalah atas dasar kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia," katanya, sambil menegaskan sistem pertahanan yang kuat akan dapat memastikan Indonesia dihormati.

Debat pada sesi kedua juga dilihat sedikit tegang ketika Anies menyentuh mengenai isu ancaman siber dan penggunaan kecerdasan buatan (AI).