Sah! Ia tsunami di Selat Sunda - Sutopo Purwo Nugroho

Hilal Azmi
Disember 23, 2018 00:15 MYT
Mengesahkan ia kejadian tsunami, Sutopo berkata kemungkinan terjadi gelongsor plat bawah laut akibat ledakan gunung berapi Anak Krakatau yang bergabung dengan gelombang air pasang besar. Foto Twitter Sutopo Purwo Nugroho
Ketua Pusat Data dan Informasi Badan Bencana Nasional Indonesia (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengesahkan kejadian yang mengorbankan 20 nyawa di Anyer, Banten, di Indonesia ialah tsunami.
Beliau memohon maaf menerusi Tweet-nya pada sebelum ini yang mengatakan ia satu kejadian gelombang air pasang.
"Data dan analisis terbaru membuktikan berlaku tsunami di Selat Sunda.
"Kita menunggu makluman terbaru daripada pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofizik (BMKG) Indonesia untuk perkembangan lanjut," katanya menerusi tweet pada Ahad.

Mohon maaf jika di twitt awal saya menyampaikan bukan tsunami tapi gelombang pasang. Adanya perubahan dan perbaikan informasi karena sesuai dengan data dan analisis terbaru. Jadi, benar ada tsunami di Selat Sunda. Kita semua mengacu BMKG.

— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) December 23, 2018
An error occurred while retrieving the Tweet. It might have been deleted.
Beliau pada masa sama mengesahkan kejadian tsunami melanda pantai di Selat Sunda pada Sabtu sekitar jam 9:27 malam waktu tempatan atau 10:27 malam waktu Malaysia.
"Kemungkinan ada gelongsor plat bawah laut akibat ledakan gunung berapi Anak Krakatau dan ia bergabung dengan gelombang air pasang besar," jelasnya lagi.
BACA: Tsunami melanda Pantai Barat Anyer, Indonesia, sekurang-kurangnya 20 terkorban

Benar, ada tsunami yang menerjang pantai di Selat Sunda pada 22/12/2018, 20.27 WIB. Penyebab tsunami bukan gempabumi. Namun kemungkinan adanya longsor bawah laut pengaruh erupsi Gunung Anak Krakatau. Bersamaan dengan adanya gelombang pasang akibat bulan purnama. pic.twitter.com/5Y2ZY9f0bi

— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) December 23, 2018
An error occurred while retrieving the Tweet. It might have been deleted.

Saya mohon ijin. Twitt di awal yang mengatakan tidak ada tsunami saya hapus. Agar tidak membingungkan. Kesalahan awal terjadi karena mengacu data dan informasi dari berbagai sumber bahwa tidak ada tsunami. Namun sudah direvisi karena mengacu data dan analisis terbaru.

— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) December 23, 2018
An error occurred while retrieving the Tweet. It might have been deleted.
Beliau menerusi Twitter turut menerangkan kenapa pada awalnya sukar untuk ditentukan kejadian yang berlaku adalah fenomena tsunami.
Sutopo menyifatkan fenomena sebegitu jarang-jarang berlaku kerana letupan gunung berapi yang terjadi tidak besar dan tiada gempa bumi yang boleh menjadi punca tsunami.

Feomena tsunami di Selat Sunda termasuk langka. Letusan Gunung Anak Krakatau juga tidak besar. Tremor menerus namun tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigaikan. Tidak ada gempa yang memicu tsunami saat itu. Itulah sulitnya menentukan penyebab tsunami di awal kejadian.

— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) December 23, 2018
An error occurred while retrieving the Tweet. It might have been deleted.
#Anak Krakatau #gunung berapi #Selat Sunda #Sutopo Purwo Nugroho #tsunami indonesia