Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) membatalkan keputusannya untuk mengumumkan barisan kabinetnya malam tadi kerana menunggu pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat, DPR berkaitan soal komposisi anggota kabinet yang baru diserahkan secara rasmi semalam, lapor Metronews.

Jokowi juga dilaporkan masih menilai rekod prestasi calon menteri yang selaras dengan program anti rasuahnya. Perkara ini disahkan oleh Anggota Timbalan Transisi Hasto Kristiyanto ketika mengunjungi kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu malam.

"Kami memahami begitu besarnya harapan masyarakat terhadap pengumuman kabinet, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Tapi, saat ini sebagai presiden yang taat terhadap peraturan perundangan maka sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Kementerian Negara, maka hari ini telah dihantar surat kepada DPR dengan perlunya pertimbangan dari DPR berkaitan dengan penggabungan ataupun pemisahan kementerian negara, "kata Hasto.

Sesuai komitmen kerajaan yang bersih, bermula dari barisan Kementerian Jokowi dan Jusuf Kalla, para menteri harus bekerja efektif dan bebas dari persoalan-persoalan rasuah. "Maka berkaitan dari beberapa nama itu, belum disampaikan kepada PPATK guna dilakukan pemeriksaan terhadap nama-nama tersebut," tambah Hasto.

Hasto menegaskan, pembatalan itu sama sekali tidak melanggar undang-undang kerana Kementerian Negara memberikan masa dua minggu atau 14 hari bermula dari hari pelantikan presiden dan timbalan presiden terpilih.

"Sehingga dalam konteks seperti ini tidak ada terlambat. Tidak ada ditunda-tunda, karana sesuai dengan peraturan yang ada," kata Hasto lagi.

Sebelum ini Pelabuhan Tanjung Priok telah dinamakan sebagai lokasi pengumuman menteri kabinet Jokowi malam tadi. Puluhan wartawanb agaimanapun pulang hampa apabila akhirnya diumumkan acara dibatalkan.