Calon Wakil Presiden untuk Joko Widodo, Ma’ruf Amin menggesa pengundi menilai kekuatan Calon Presiden dengan lebih baik.

Menurut Ma’ruf Amin dalam kemaskini Twitternya, Debat Kedua PilPres telah berlangsung dengan "lancar dan tertib dan isu-isu strategis… telah dipaparkan 'dengan’ baik oleh Pak Jokowi'."


Untuk debat kali ini, kedua-dua Calon Wakil Presiden tidak sama menyertai Calon Presiden.

Sementara itu, Calon Wakil Presiden untuk calon nombor 02, Sandiaga Uno menyatakan Prabowo "mengeluarkan sosok aslinya, banyak tersenyum, tidak menyerang personal, mengapresiasi jika memang ada pencapaian yang sudah baik."


Tambahnya gandingan Prabowo-Sandi "lebih mengedepankan diskusi dibanding saling serang."

Sebelum ini, media Indonesia, Kompas, melaporkan prestasi Prabowo Subianto dilaporkan kurang memuaskan dalam debat kedua bersama Presiden Joko Widodo.

Dalam masa yang sama, Presiden Jokowi dilaporkan memberikan data-data yang mengelirukan.

Menurut penganalisis yang ditemubual Kompas Indonesia, kedua-dua calon mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing.

Tambahnya, Prabowo kurang memanfaatkan peluang yang diberikan untuk menjawab soalan yang diajukan ketika debat tersebut.

Debat Kedua PilPres saksikan Joko Widodo dan Prabowo Subianto tanpa gandingan Calon Wakil Presiden masing-masing. - Reuters
Dalam masa yang sama ada yang melihat, Presiden Jokowi melancarkan serancangan peribadi ke atas Prabowo apabila dia menyebut tentang pemilikan tanah di Kalimantan Timur.

Mengulas mengenai perkara ini, koordinator Tim Advokat Indonesia Bergerak (TAIB) Djamaluddin Koedoeboen dalam The Jakarta Post menyatakan, "Pernyataan Jokowi merupakan serangan peribadi dan ia tidak dibenarkan kerana isu yang patut dikemukakan sepatutnya adalah mengenai program dan visi reformasi pertanian."

Dalam masa yang sama, Kompas yang memetik penganalisis, mendakwa bahawa ada data-data yang diberikan Jokowi mengelirukan.


Sementara itu, Kedutaan Indonesia di Malaysia menyatakan pengundian untuk 1.5 juta pengundi Indonesia di Malaysia akan berlangsung pada 14 April, tiga hari lebih awal dari Indonesia.